KabarUang.com, Jakarta – Rupiah diperkirakan bergerak moderat dengan kecenderungan menguat di akhir pekan meski belum banyak sentimen penggerak yang bisa diharapkan.
Dilansir dari kontan.co.id, perdagangan Kamis (27/8) kurs rupiah tercatat menguat tipis 0,12% ke Rp 14.660 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, rupiah ditutup dengan koreksi 78 poin atau setara dengan 0,53% ke level Rp 14.714 per dolar AS.
Ilustrasi via Tirto.ID
Faktor yang membuat nilai tukar rupiah menguat
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan sedikit menguat di akhit pekan ini. Dirinya pun menyampaikan faktor yang mendorong rupiah bisa bergerak menguat. “Minggu depan ada rilis data inflasi, perkembangan vaksin juga cukup menarik baik dari AS dan China. Sementara itu belanja pemerintah, BLT dan subsidi gaji diharapkan akan menggerakkan ekonomi dan jadi sentimen positif bagi rupiah ke depan, ” ungkapnya dilansir kontan.co.id, Kamis (27/8).
Namun, di sisi lain, David pun mengakui bahwa aliran portofolio yang masuk ke dalam negeri masih cenderung flat, khususnya untuk pasar obligasi. Kondisi serupa juga tercermin dari aliran dana yang masuk ke pasar modal, dia merasa masih moderat.
Untuk itu, David berpendapat pergerakan rupiah ini akhir pekan cenderung minim sentimen dan perotensi menguat tipis. Untuk kisarannya yakni rentang di level Rp 14.640 per dolar AS hingga Rp 14.700 per dolar AS untuk hari ini (28/8).
Nyatanya hingga hari ini, kurs rupiah di pasar spot masih bertahan di zona negatif di mana berada di level Rp 14.680 per dolar Amerika Serikat. Rupiah melemah sebanyak 0,14% jika dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya di level Rp 14.660 per dolar AS. Namun, di awal hari ini, rupiah sempat menguat ke Rp 14.655 per dolar AS.
Padahal, jika dilihat, mayoritas mata uang di Asia berada di zona positif. Misalnya saja Peso Filifina yang masih menjadi mata uang dengan penguatan terbesar setelah naik 0,38%. Selanjutnya, diikuti bath Thailand yang menanjak 0,25%. Lalu yuan China yang terkerek 0,24%. Selanjutnya ada dolar Singapura yang naik 0,15% dan dolar Taiwan 0,13%.