KabarUang.com, Bandung – Pemkot Bandung luncurkan program baru SEJUK (Sistem Ekonomi Jaringan Usaha Koperasi) demi mendorong pertumbuhan koperasi. Hal ini juga dilakukan dalam upaya memulihkan ekonomi.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjelaskan bahwa program SEJUK merupakan media digitalisasi yang meningkatkan kerja sama antarkoperasi untuk wilayah Bandung. Dengan sistem ini, koperasi yang memerlukan menggunakan metode belanja bersama berkesempatan untuk bertemu koperasi yang memiliki barang atau jasa.
Ilustrasi via Ayobandung
“Mudah-mudahan lewat aplikasi ini transaksi bisa semakin ditingkatkan di tengah pandemi Covid-19 ini,” ungkap Yana, Rabu (5/8) dilansir bisnis.com.
Menurutnya, pemerintah atau koperasi memang perlu inovasi baru untuk memfasilitasi pemulihan serta pengembangan ekonomi usaha mikro, kecil dan menengah (UKM). Sektor UMKM dan koperasi ini bisa berkembang apabila adanya bantuan pembiayaan dari pihak pemerintah pusat.
masyarakat dan koperasi harus memanfaatkan teknologi
Sementara itu, di sisi lain, Menteri Koperasi dan usaha Kecil Menengah Republik indonesia, Rully Y. Indrawan mengatakan bahwa saat ini masyarakat dan koperasi haru bisa mengoptimalkan teknologi informasi untuk menumbuhkan, mengembangkan serta memulihkan perekonomian.
Adanya SEJUK ini membuat Bandung menjadi barometer untuk daerah lain dalam setia pengembangan kreasi dan inovasinya. “Semoga mejadi acuan bagi pemerintah kabupaten ataupun kota lainnya. Hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM,” harapnya.
Dirinya juga berpendapat bahwa dengan sarana teknologi informasi ini koperasi bisa menjadi kekuatan aggregator bagi pelaku UMKM. Untuk itu, dirinya mengajak para pelaku UMKM untuk tidak putus asa dan tetap berusaha untuk mmeulihkan ekonomi dengan program stimulus yang diberikan oleh pemerintah pusat.
“Pemerintah pusat akan mendukung dengan kebijakan dan membuka seluas-luasnya pasar bagi pelaku UMKM dan koperasi,” tambahnya.
Pemerintah pun akan memberikan bantuan kepada pelaku usaha melalui bantuan progra modal kerja yang dikhususkan untuk UMKM.
“Untuk pelaku usaha mikro dan ultra mikro yang belum pernah mempunyai akses ke perbankan, ditargetkan sebanyak 12 juta pelaku usaha dapat menerima bantuan tersebut,” jelasnya.
Untuk mengakomodasi 64 juta UMKM di Indonesia ini, Rully mengatakan pemerintah berencana membantu pengembangan koperasi yang ada di daerah.