KabarUang.com, Jakarta – Pandemi mengakibatkan bank-bank besar mencatatkan pertumbuhan negatif, namun, di tengah kondisi ini pula, bank cilik di kelas bank umum mampu mencatatkan pertumbuhan positif. Alasannya yakni perbedaan ukuran bisnis dan berkembangnya bank-bank cilik.
Misalnya saja seperti PT Bank Sahabat Sampoerna yang mencatat laba bersih sebesar Rp 30,15 miliar hingga semester I-2020 ini dengan ertumbuhan 22,55% (yoy). Pertumbuhan utamanya ini ditopang oleh kinerja intermediasi, kredit perseroan yang tumbuh sebesar 9,5% (yoy) di mana menjadi Rp 8,7 triliun yang dipotong segmen UMKM.
Direktur keuangan Bank Sampoerna Henky Suryputra mengatakan bahwa salah satu strategi agar kinerja meningkat yakni aktifnya Bank Sampoerna yang melakukan kerja sama pembiayaan dengan tekfin. “Di tengah pandemi, kolaborasi jadi hal yang penting. Dengan Tekfin misalnya kami mulai bekerja sama terkait pembiayaan maupun operasional,” jelasnya dilansir kontan.co.id, Jumat (21/8).
Sepanjang semester I-2020, dirinya makin ekspansif dalam memfasilitasi berbagai transaksi, termasuk untuk perusahaan teknfin, dengan total volume transaksi mencapai Rp 100 triliun denan pertumbuhan 8% (yoy). Bukan hanya berhasil mendongkrak kinerja, Hengky juga mengatakan channeling mitigasi risiko perseroan tetap dilakukan secara ketat. Ini pula yang membuat kredit macet perseroan dapat ditekan. NPL gross menurun dari 4,48% menjadi 3,85% di semester I-2020, sementara NPL net menurun dari 3,35% menjadi 2,13%.
“Ke depan tentu kami akan meningkatkan kolaborasi dengan tekfin. Dan tentu saja sebagai bank kami juga akan mengedepankan prinsip ke hati-hatian dan dalam koridor risiko perseroan,”lanjutnya.
Di sisi lain, hal yang sama terjadi pada PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) di mana mencatat kinerja positif dengan laba yang mneingkat sebesar 68,53% (yoy) menjadi Rp 32,75 triliun. Pertumbuhannya ini ditopang oleh pendapatan non bunga. Pertumbuhan kredit perseroan justru tercatat negatif 6,75% (yoy).
“Belakangan kami mendoorng sumber pendapatan non bunga, misalnya dari transaksi kanal elektronik produk bancassurance, transaksi valas, sampai pengelolaan pasar uang. Kontribusi bisnis ini cukup besar ke pendapatan kami,” ungkap Direktur Utama Bank Nobu, Suaimin Djohan.
Selain itu juga, dirinya mengatakan bahwa perseroan mulai mengoptimalkan sejumlah stimulus yang diberikan pemerintah mulai dari restrukturisasi kredit hingga penjaminan kredit bahkan kini perseroan pun tengah mengajukan penempatan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN).