KabarUang.com, Jakarta – Berbisnis sudah ada dari zaman dahulu. Pada zaman itu, banyak sekali pebisnis yang sudah unggul. Contohnya seperti sahabat Nabi SAW, Abdurrahman bin Auf dahulu dikenal sebagai pebisnis ulung dalam Islam.
Ilustrasi via SEO Anak Sholeh
Pada proses hijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf sempat ditawarkan harta oleh sahabat Anshar, namun dengan rendah hati beliau menolaknya. Beliau hanya meminta ditunjukkan pasar dan dengan izin Allah, tidak membutuhkan waktu lama, dia menjadi pebisnis yang besar di kotanya.
Berikut ini cara marketing Abdurrahman bin Auf yang perlu kita contoh agar untuk besar :
Jual produk harga pokok
Beliau menggunakan penjualan produk sebagai harga pokoknya. Artinya, dia tidak mendapatkan keuntungan sama sekali. Lalu mengapa dirinya bisa mendapatkan keuntungan? Pada zaman dahulu, dia mengambil keuntungan dari menjual tali pengikat unta.
Tali yang beliau jual pun cantik dengan beragam warna. Keuntungan dari menjual tali pengikat unta ini bahkan melebihi keuntungan penjual unta yang lain.
Bersyukur walau sedikit
Tips selanjutnya yaknia bersyukur walau sedikit. Sekecil apapun keuntungan yang didapatkan selalu disyukuri oleh Beliau. Bahkan beliau mengatakan “Aku tidak pernah ditolak meski sedikit.” Dari kalimat ini kita tahu bahwa beliau mengusung konsep “Bersyukur, maka akan Allah tambah nikmatnya.”
Tidak mengecewakan pelanggan
Tips selanjutnya, tidak pernah mengecewakan pelanggan. Abdurrahman bin Auf adalah pedagang yang jujur yang selalu mengutamakan barang yang diminta oleh pelangannya. Sehingga beliau selalu menjadi rujukan pelanggan.
Beliau pun selalu tepat janji dalam bertransaksi. Dan pastinya relasi beliau juga semakin banyak karena hal ini. Beliau mengatakan “Aku tidak pernah melambatkan penjualan barang yang meminta.” Itulah prinsipnya.
Transaksi tunai
Transaksi secara tunai tanpa hutang. Itulah prinsipnya dalam berdagang. Hal ini karena hutang dalam bisnis bisa menjadi beban. Untuk itu, Sahabat Nabi yang satu ini tidak menjual barang dengan tangguhan tempo bayaran.
Karena kepiawaiannya dalam berdagang, dia dijuluki “Dipercaya di bumi, di percaya di langt.” Artinya, transaksi dengan beliau di bumi bisa dipercaya dan dia adalah makhluk yang jujur dan sudah terjamin oleh penduduk langit. Itulah beberapa prinsip marketing Adurrahman bin Auf yang bisa kita tiru.