KabarUang.com, Jakarta – Di era New Normal ini berbagai sektor mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi, salah satunya sektor wisata. Dimana sektor wisata boleh beroperasi kembali selama bisa menerapkan protokol kesehatan. Ini juga yang menjadi kunci utama agar wisatawan Indonesia tetap aman berwisata saat pandemi.
Ilustrasi via TagarID
Pakar Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Janianton Damanik mengatakan bahwa kuci utama yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ialah komitmen dalam menerapkan protokol kesehatan. “Kalau (protokol kesehatan) dijalankan dengan ketat bisa membuat wisman datang, tapi tanpa itu jangan terlalu ambisius berharap turis akan datang ke Tanah Air,” ungkap Janianton melalui keterangan tertulis, Jumat (3/7) dilansir detik.com.
Menurutnya, jika masyarakat di sektor pariwisata tidak taat akan protokol kesehatan, maka harapan terhadap wisman akan sulit terwujud. Pasalnya wisman butuh jaminan keamanan berbasis fakta. Bukan hanya di destinasi wisata, tetapi juga keamanan saat berinteraksi dengan masyarakat tanah air yang sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Kunci kepercayaan wisatawan : protokol kesehatan
Dirinya mengatakan bahwa dia ragu sektor pariwisata bisa menarik banyak wisawatan. Hal ini melihat kondisi masyarakat yang masih banyak melanggar protokol kesehatan dalam upaya pencegaha Covid-19. Padahal, kunci utama membangun kepercayaan wisatawan adalah kepatuhan masyarakat menjalankan protokol kesehatan.
“Di jalan-jalan banyak terlihat orang bergerombol tanpa memakai masker, kalau wisman lihat tidak akan lagi menggubris promosi yang kita sampaikan jika masyarakat sudah taat protokol kesehatan,” paparnya.
Situasi saat ini menjadi sebuah pembelajaran bahwa jaminan keamanan dari wabah ini adalah hal yang sangat penting dalam sektor pariwisata. Hal ini karena hanya itu yang bisa membuat wisman percaya bahwa destinasi pariwisata Indonesia aman.
Lanjutnya, dia juga menyampaikan bahwa target utama bagi pelaku sektor pariwisata tidak lagi dokus dalam menerapkan jumlah pengunjung ke destinasi wisata namun lebih mengutamakan kualitas.
“Jadi hanya menarik roang yang benar-benar malkukan aktivitas wisata bukan hanya sekedar hura-hura, tapi yang mau belajar di destinasi wisata. Buat paket wisata berkualitas tinggi yang memiliki nilai lebih dan ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha pariwisata,” jelasnya.
Terakhir, dia menyampaikan bahwa pengelola/pelaku pariwisata harus membuat sistem baru untuk manajemen pengunjung berbasis digital.
“Sistem manajemen pengunjung di destinasi wisata ini menjadi salah satu target perubahan di new normal,” tutupnya.