KabarUang.com, Jakarta – CROWDE, platform yang membantu permodalam petani berkesempatan mengunjungi kelompok tani (poktan) yang berada di kawasan Pajampangan atau wilayah Kabupaten Sukabumi untuk meluncurkan program GARAP (Gerakan Rakyat Petani).
Ilustrasi uangonline.com
GARAP ini merupakan gerakan yang akan memfasilitas permodalan usaha bagi petani khususnya untuk komoditas padi, jagung dan cabai. Pada kesempatan ini, hadir perwakilan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai bentuk dukungan kepada Crowde.
“Para petani telah bermitra akan mendapat permodalan dengan skema pengembalian berupa penyetoran hasil panen,” ujar Ismail Hasvi, Konsultan Petani CROWDE, dilansir kontan.co.id.
Untuk penyetoran hasil panen itu sendiri, Ismail melanjutkan, bahwa pengembaliannya tergantung dari komoditasnya. Misalnya saja komoditas cabai, petani harus menyetorkan hasil panen sebanyak 1,75 ton dari luas tanam minimal 2.500 m. Hal ini berbeda dengan komoditas padi, dimana petani harus menyetorkan 5,7 ton jika menanam di lahan seluas minimal 10.000 m. Namun, apabila hasil panennya melebihi dari itu, kelebihannya akan menjadi hak petani.
Harapan dari program GARAP
Program ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Hal ini karena sebagian besar petani memang masih terkendala modal untuk berbudidaya. Ditambah lagi, realisasi penyaluran Kredit Usaha Tani (KUT) dan Kredit Usaha Rakyat) masih belum tersalurkan dengan baik, dimana masih di bawah angka 7%. Untuk itu, mau tidak mau para petani harus mencari modal dengan cara yang lain, yang tidak jarang justru membuat mereka rugi.
“Melalui program ini, kami berharap mampu meningkatkan kesejahteraan hidup petani, dan akan menerapkannya di seluruh Indonesia,” paparnya.
Kelebihan lain dari program GARAP ini yakni petani juga akan mendapatkan sarana produksi (saprodi) yang berkualitas, mendapatkan pendampingan secara langsung oleh tenaga ahli dan juga memperoleh akses pasar dengan harga terbaik untuk para petani yang mengikuti program.
Di sisi lain, Koordinator Kemendag Kabupaten Sukabumi, Nanang Ardiansyah juga menyampaikan bahwa program ini harus menguntungkan kedua belah pihak. Itulah mengapa CROWDE memberlakukan sistem harga beli minimal. Hal ini dilakukan untuk menjamin para petani bisa mendapatkan keuntungan yang wajar. Misalnya penetapan harga beli cabai rawit itu minimal Rp 10 ribu/kg.
Namun, apabila harga cabai rawit jatuh ke level Ro ribu/kg, pihaknya akan tetap membeli dari petani dengan harga minimal. Sementara, jika harga pasarannya sedang naik, CROWDE juga akan membeli dengan harga yang sedang naik.