KabarUang.com, Jakarta – Saat ini seluruh dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19, dimana dampaknya membuat negara terdampak mengalami krisis, bukan hanya krisis kesehatan namun juga ekonomi. Hal ini diakui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ilustrasi via Covid-19
“Inilah yang juga harus kita ketahui bersama, bahwa kita dalam proses mengendalikan Covid, urusan kesehatan, tetapi kita juga memiliki masalah yang lain yaitu urusan ekonomi,”ungkap Jokowi saat melakukan peninjauan posko dan penanggulangan Covid-19 di Jawa Timur, Kamis (25/6).
Kondisi ini membuat pemerintahan harus berpikir keras. Hal ini karena jika hanya fokus pada kesehatan dan membatasi aktivitas, ekonomi akan terancam. Namun, sebaliknya, jika hanya fokus terhadap ekonomi, maka resikonya wabah akan semakin parah.
Jokowi sendiri memilih titik tengah diantara keduanya. Dia menyebut bahwa strategi yang digunakannya yakni gas dan rem di waktu yang tepat. “Dalam mengelola manajemen krisis ini rem dan gas ini betul-betul seimbang. Tidak bisa kita gas di urusan ekonomi tetapi kesehatannya menjadi terabaikan. Tidak bisa juga kita konsentrasi penuh di urusan kesehatan tetapi ekonominya menjadi sangat terganggu,”jelasnya.
Gas dan rem prinsip Jokowi
Prinsip inilah yang selalu Jokowi sampaikan kepada jajaran Gubernur, Bupati dan Walikota untuk memperhatikan dua hal ini. “Gas dan rem ini lah yang selalu saya sampaikan kepada gubernur, bupati, walikota ini harus pas betul ada balnce ada keseimbangan sehingga semuanya dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Ini lah sulitnya saat ini,”paparnya.
Terkait krisis ekonomi, Jokowi mengingatkan bahwa krisis itu benar-benar terjadi. “Sebelum masuk ke urusan Kesehatan saya juga ingin mengingatkan yang berkaitan dengan urusan ekonomi. Kemarin saya mendapat informasi bahwa krisi ekonomi global itu betul-betul nyata, ada beanr dan semua merasakan,”ungkapnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa tahun negara-negara besar akan mengalami penurunan ekonomi yang begitu dalam seperti yang dikutip dari IMF. Amerika Serikta, Inggris bahkan Jepang ekonominya akan minus dan jatuh ke jurang resesi.
“IMF menyampaikan memprediksi bahwa tahun 2020 Amerika pertumbuhan ekonomi akan -8%, Jepang akan minus 5,8%, Inggris akan minus 10,2%, Prancis minus 12,5%, Italia akan minus 12,8%, Spanyol akan minus 12,8%, Jerman minus 7,5%,”paparnya.
Data ini menggambarkan betapa mengerikannya kondisi ekonomi saat ini. Bahkan IMF pun mengatakan kondisi ekonomi ini jauh lebih parah dari porak-porandanya ekonomi global pada masa The Great Dpression di 1930-an.