KabarUang.com, Jakarta – Maskapai penerbangan Garuda Indonesia memberikan tanggapan terkait Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada seluruh penerbang atau pilotnya.

Sebelum ini, beredar informasi terkait pihak Garuda Indonesia telah melakukan tindak PHK terhadap para penerbangnya. Menanggapi hal itu, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan bahwa pada dasarnya kebijakan yang diambil pihak Garuda Indonesia ini adalah penyelesaian lebih awal kontrak pegawai, dengan profesi penerbangan dalam status hubungan kerja waktu tertentu.
“Melalui penyelesaian kontrak tersebut, Garuda Indonesia tetap memenuhi kewajibannya, atas hal yang harus diberikan kepada penerbang sesuai masa kontrak yang berlaku,”ungkap Irfan dalam keterangannya, Senin (01/06).
PHK sejumlah pilot adalah keputusan yang berat
Menurut Irfan sendiri, kebijakan ini dlakukan sebagai langkah yangharus ditempuh dalam menyelaraskan supply and demand operasional penerbangan pasca terkena dampak wabah Covid-19.
“Kebijakan tersebut dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan tetap mempertahankan hak-hak dari pegawai yang kontraknya diselesaikan lebih awal,”tambahnya.
Terkait dengan hal ini, dirinya mengatakan hal ini merupakan keputusan yang berat, namun tetap harus dijalankan oleh perusahaan.
“Tetapi kami yakin Garuda Indonesia akan dapat terus bertahan dan kondisi operasional perusahaan akan terus membaik, serta kembali kondusif. Sehingga mampu melewati masa yang sangat menantang bagi industri penerbangan saat ini,”paparnya.
Selama masa pandemi ini, maskapai Garuda Indonesia mengalami penurunan yang cukup ajam bahkan ampir 90 persen. Selain penurunan pendapatan, rata-rata tingkaot keterisian penumpang atau load factor pesawat Garuda saat ini dibawah 50 persen pada setiap penerbangannya.
“Hal tersebut karena industri penerbangan sangat terdampak oleh waban Covid-19 dan juga terkena adanya pembatasa mobilitas masyarakat,”ungkap Irfan.
Irfan mengatakan bahwa mobilitas masyarakat adalah aspek penting dalam industri penerbangan. Maka ketika mobilitas dihentikan, dampak yang ditimbulkan sangat terasa oleh perusahaan.
Kemudia, dia juga mengatakan bahwa saat ini 70 persen pesawat Garuda terparkir karena penerbangan.
“Garuda sendiri berbeda dengan maskapai lain, yang bisa kapan saja menghentikan semenara penerbangan. Untuk Garuda, hal itu tidak bisa dilakukan karena kami harus menjaga konektivitas di berbagai wilayah,”paparnya.