
KabarUang.com, JAKARTA – PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menyesuaikan kinerja capaian pertumbuhan kreditnya dengan kondisi sektor ekonomi dampak pandemi Covid-19.
Bank Ina akan melakukan revisi dan mengajukan perubahan kredit 2020 ke OJK dari capaian dua digit per Nevwmber 2019 menjadi 7-9 persen untuk tahun 2020 ini.
Pada November 2019 kami masukkan ke RBB kredit bisa tumbuh dua digit. Ternyata tidak diduga ada pandemi Covid-19, tentunya bukan hanya kami, kami akan ajukan ke OJK revisi kredit 2020, dari dua digit menjadi sekitar 7-9 persen,” ungkap Daniel Budirahayu, Direktur Utama Bank Ina Perdana, seperti di kutip di liputan6.om, Sabtu (6/6/2020).
Salah satu strategi bank Ina pada masa kondisi ekonomi seperti saat ini adalah mengurangi agresifitas dalam penyaluran kredit karena akan berdampak pada Net Performing Loan (NPL) perusahaan kedepan.
Hingga kuartal I 2020, Bank Ina mampu mencatatkan angka penyaluran kredit sebesar Rp 2,5 triliun. Angka ini naik 53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi permodalan, bank Ina juga masih dalam kondisi yang cukup baik dimana rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada pada level 37,84 persen per Maret 2020.
Selain itu, rasio loan to deposit ratio (LDR) bank Ina menurut Daniel saat ini masih berada pada level yang longgar, yaitu sebesar 68,24 persen per Maret 2020.
“Likuiditas Bank Ina tidak ada masalah dan ini yang jadi poin kekuatan kami sejak Januari 2020 kemarin Salim sudah declare jadi ultimate shareholder,” jelas Daniel.