KabarUang.com, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa saat ini pemerintah berupaya memperbaiki alur distribusi bahan pangan untuk menjaga ketersediaan pangan ditengah pandemi.

Untuk itu, saat ini pemerintah bekerja sama dengan antar kementrian untuk menyalurkan pangan dari daerah surplus ke daerah-daerah yang minim produksinya.
Distribusi adalah hal yang penting dalam menjaga stok pangan
“Yang terpenting adalah distribusi kita berjalan dengan lancar. Identifikasi wilayahnya kita punya pemetaannya. Ini perintah Bapak Presiden supaya kita semua kementerian bekerja sama menutup defisit. Artinya, tidak ada lockdown, tidak ada isolasi, tidak melakukan pengucinan dan tidak membuat rintangan terhadap distribusi pangan,”ungkap Kementan.
Upaya yang dilakukan oleh Kementan, Perum Bulog dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) adalah memperbaiki distribusi untuk memastikan 11 kebutuhan bahan pokok nasional dalam kondisi aman dan terkendali. Komoditas itu adalah beras, daging sapi, ayam, minyak goreng, telur, bawang putih, bawang merah, aneka cabai serta gula.
“Semuanya tidak ada yang kurang karena pemerintah sudah menghitung neraca stok pangan yang ada. Adanya PSBB dan lockdown beberapa negara memang berpengaruh, namun kami menjamin stoknya aman,”ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga mengingatkan kepada masyarakat agar bersikap tenang dan tidak panic buying. Hal ini karena bisa menimbulkan gejolak pangan. Dimana pedagang bisa saja memanfaat ini.
“Insya Allah kalau masyarakat tidak panik dan tidak ada pedagang yang memainkan situasi ini, maka kebutuhan kita benar-benar aman,”jelasnya.
Kementan juga membeberkan soal daerah yang defisit stok. Salah satu diantaranya yakni Kalimantan Tengah yang sedang mengalami minus stok 10%. Kemudian dua provinsi lainnya defisit hinga 25%, yakni Provinsi Bali dan Sumatera Utara. Bahkan Riau mengalami defisit dibawah 25%.
“Namun setelah kita intervensi, artinya komoditas dari daerah yang surplus itu kita alihkan, lalu masuk ke daerah yang defisit, maka hasilnya sekitar 28 provinsi yang saat ini dalam kendali. Walaupun 2 diantaranya, yakni Kalimantan Utara dan Maluku perlu mendapat perhatian lebih,”tutupnya.
Hal ini sejalan dengan akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi yang mengatakan bahwa distribusi adalah hal yang penting dalam menjaga ketersediaan pangan.
“Indonesia itu negara kepulauan dengan sumber alam berbeda-beda. Sejak dulu sudah puluhan tahun, sudah terbentuk sentra-sentra pangan, tidak merata seluruh Indonesia. Ada daerah yang surplus dan ada juga defisit, namun secara nasional surplus. Karena itu, penataan alur distribusi menjadi penting,”ungkapnya.