KabarUang.com, Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto mengatakan bahwa kajian soal new normal ditargetkan akan selesai dalam waktu dua minggu.

Namun, terkait dengan hal itu, masih belum ada jadwal yang pasti. Saat ini Menko Perekonomian masih melihat sektor mapun daerah.
“Dan dalam dua minggu ini tadi ditegaskan bahwa tidak ada pelonggaran di dalam dua minggu ini, sehingga seluruhnya itu nanti akan menunggu kajian yang akan dilakukan di dalam dua minggu ini,”ungkap Airlangga, dikutip dari Setkab.go.id, Selasa (19/05).
Terkait dengan hal ini, Menko Perekonomian, ada skenario yang rangenya 2,3 persen sesuai dengan APBN.
“Nah, tentu angka 0,5 persen itu yang keluar dari prediksi IMF untuk di tahun 2020. Tentu kita berharap bahwa skenario new normal ini kita bisa mencapai yang 2,3 persen,”ungkap Menko Perekonomian.
Terkait dengan pekerja, menurut Menko Perekonomian, saat ini masih belum ada regulaso apapun, baik terkait umur, kriteria, jadi itu bukan kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Menteri Koorinator Bidang Perekonomian pun mengatakan bahwa masuknya fase The New Normal ini tidak bisa dilakukan secara langsung dan tiba-tiba.
The New Normal
“Mereka (negara-negara) yang membuka (melonggarkan pembatasan sosial) adalah yang reproduction rate, RO dan RT sudah di bawah 1 dan konsisten selama dua minggu,”tambahnya.
Dilansir liputan6.com, mengenai fraud (di BPJS Kesehatan), Menko Perekonomian menjelaskan seperti yang kemarin disampaikan yakni revisi terkait dengan pergantian akibat dari putusan MA dan dalam pergantian tersbeut sesuai dengan keputusan MA yang khusus untuk kelas 3 tidak ada kenaikan tarif.
“Kemudian tentunya terkait fraud nanti ditindaklanjuti di BPJS Kesehatan itu sendiri,”paparnya.
Di Indonesia sendiri ada beberapa daerah yang memiliki reproduction rate di bawah ambang batasyang ditetapkan tadi. Namun, potensi ini harus diawasi selama dua minggu. Selain itu, infrastruktur pun dipastikan harus memadai.
“Misalnya pelayanan kesehatan, apakah masyarakatnya siap, apakah sektornya sudah siap. Dalam New Normal, conditions precendent adalah protokol kesehatan,”jelasnya.
Semenatara, DKI Jakarta sendiri sudah memiliki reproduction rate yang masih di atas angka 1 meski sudah dibawah 1,97. Apabila masyarakat Jakarta bisa disiplin, maka kondisi The New Normal bisa diberlakukan.
“Jadi kalau masyarakat Jakarta bisa disiplin nanti akan tercapai,”paparnya.
“