KabarUang.com, Inggris – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan bahwa negaranya saat ini sudah melewati puncak pandemi Covid-19. Pihaknya mengatakan bahwa dia merencanakan komprehensif untuk memulai kembali ekonomi negaranya yang lesu.

“Saya dapat mengonfirmasi hari ini bahwa untuk pertama kalinya, kami melewati puncak penyakit ini,”ungkap Johnson di Downing Street, dilansir wartaekonomi.com.
Dalam konferensi pers pertama kali yang digelarnya usai dinyatakan embuh dari Covid-19, Johnson mendesak warganya agar tetap bertahan selama penguncian ketat dan tidak mengambil risiko terjadinya lonjakan kedua pandemi Covid-19.
“Kami melewati puncak dan kami berada di lereng, dan kami memiliki banyak alasan untuk berharap jangka panjang,”ungkapnya pada Jum’a (01/05).
Pada kesempatan yang sama dirinya menampik klaim bahwa Inggris terlambat dalam menerapkan lockdown dan mengatakan pemerintah melakukan hal yang benar di waktu yang tepat.
“Itu lockdown (penguncian) seenuhnya benar untuk membuat periode penguncian kami bertepatan sejauh yang kami bisa dengan puncak epidemi,”lanjutnya.
Meskipun begitu, dirinya segera membatasi harapan masyarakat bahwa pembatasan akan segera dicabut.
“Kita telah melewati puncak atau lebih tepatnya kita telah berada di bawa apa yang bisa menjadi puncak yang luas, seolah-olah kita telah melalui beberapa terowongan alpine besar dan sekarang kita dapat melihat sinar matahari dan padang rumput di depan kita,”ungkap Johnson.
Untuk dia mengatakan agar masyarakat tetap sabar dan tidak lepas kendali.
“Dan karenanya sangat penting bahwa kita sekarang tidak kehilangan kendali dan menampar gunung kedua yang bahkan lebih besar,”lanjutnya.
Minggu depan Inggris mulai menyusun road map perekonomian pasca pandemi
Lebih jauh lagi, dia mengatakan bahwa “road map” yang sudah dijanjikannya akan diumumkan pada minggu depan.
“Tanggal dan waktu masing-masing ukuran individu akan sangat ditentukan oleh di mana kita berada dalam epidemi, apa yang sebenarnya dikatakan oleh data dan kita mendaptkan lebih banyak data setiap hari sekarang dan dalam beberapa hari ke depan,”paparnya.
Pernyataan ini disampaikan setelah Inggris mencatat bahwa sebanyak 647 kematian akibat virus corona. Totalnya mencapai 26.711 orang. Angka ini menempatkan Inggris di urutan ketiga dibawah Amerika Serikat dan Italia. Namun, Johnson mengatakan bahwa Inggris memiliki cara untuk mengatasinya.