Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan salah satu komponen dalam laporan rugi laba. HPP ini dapat dihitung baik oleh perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Ayo kita pelajari lebih dalam lagi terkait HPP ini.

HPP disertakan oleh perusahaan untuk setiap produk barang atau jasa yang dijual sebagai bagian dari keuntungan hasil penjualan dari produk tersebut.
Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga Pokok Penjualan (HPP) atau cost of goods sold (COGS) adalah total keseluruhan beban biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan produk barang atau jasa yang akan dijual.
Umumnya perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) terdiri atas biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, dan biaya overhead.
Tujuan Menghitung Harga Pokok Penjualan
Tujuan menghitung HPP adalah untuk mengetahui berapa besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa.
Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan
Untuk menghitung HPP, Anda dapat menggunakan rumus berikut ini:
HPP = PEMBELIAN BERSIH + PERSEDIAAN AWAL – PERSEDIAN AKHIR
Sedangkan untuk Pebelian Bersih dapat menggunakan rumus berikut:
PEMBELIAN BERSIH = (PEMBELIAN + BIAYA ANGKUT) – (RETUR PEMBELIAN + POTONGAN PEMBELIAN)
Komponen Harga Pokok Penjualan
Yang termasuk dalam komponen dari HPP adalah:
1. Persediaan Awal Barang Dagangan
Persediaan awal barang dagangan ialah persediaan barang dagangan pada awal periode tahun buku berjalan.
Saldo persediaan awal barang dapat diketahui melalui neraca periode berjalan atau tahun sebelumnya.
2. Pembelian Bersih
Pembelian bersih adalah seluruh pembelian barang dagang baik itu pembelian dilakukan secara tunai maupun kredit. Biaya ini kemudian ditambahkan dengan biaya angkut/transportasi yang dikurangi potongan pembelian (diskon) serta retur pembelian.
3. Persediaan akhir barang dagangan
Persediaan akhir barang dagangan dalam HPP adalah persediaan barang atau stok yang tersedia di akhir periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan akhir barang ini dapat diketahui pada data penyesuaian perusahaan di akhir periode.
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) Untuk Perusahaan Dagang

Contoh cara menghitung HPP pada perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
Sebuah toko retail pakaian membuat laporan keuangan akhir tahun dengan data sebagai berikut:
Diketahui :
Persediaan awal = Rp. 150.000.000,-
Pembelian baru = Rp. 300.000.000,-
Persediaan akhir = Rp. 100.000.000,-
Penyelesaian :
Rumus HPP = Pembelian Bersih + Persedian Awal – Persediaan Akhir
Maka, HPP = Rp. 300.000.000,- + Rp. 150.000.000,- – Rp. 100.000.000,-
Diperoleh HPP = Rp. 350.000.000,-
Dari perhitungan HPP ini diperoleh informasi bahwa toko retail pakaian ini menjual barang dagangannya sebesar Rp. 350.000.000,- selama kurun waktu 1 tahun dan menyisakan barang dengan nilai Rp. 100.000.000,- per 31 Desember.
Dari Harga Pokok Penjualan toko ini dapat disusun perencanaan untuk pembelian di tahun depan. Selain itu dengan HPP ini, pemilik atau pengelola dapat mengetahui margin dengan melakukan penggolongan setiap kategori produk.
Pemilik atau pengelola juga memperolah informasi barang atau produk yang memberi margin/keuntungan paling banyak.
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) Untuk Perusahaan Manufaktur

Untuk menghitung HPP perusahaan manufaktur memiliki sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan cara menghitung HPP perusahaan dagang.
Berikut adalah tahapan perhitungan HPP untuk perusahaan manufaktur:
1. Menghitung Semua Bahan Baku Yang Digunakan
Rumus yang digunakan untuk menghitung bahan baku adalah sebagai berikut:
BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN (TERPAKAI) = PERSEDIAAN BAHAN BAKU (SALDO) AWAL + PEMBELIAN BAHAN BAKU – PERSEDIAAN BAHAN BAKU (SALDO) AKHIR
2. Menghitung Total Biaya Produksi
Rumus untuk menghitung total biaya produksi adalah sebagai berikut:
TOTAL BIAYA PRODUKSI = BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN + BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG + BIAYA OVERHEAD PRODUKSI
3. Menghitung Harga Pokok Produksi
Rumus yang digunakan untuk menghitung harga pokok produksi adalah sebagai berikut:
HARGA POKOK PRODUKSI = TOTAL BIAYA PRODUKSI + PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES PRODUKSI (SALDO) AWAL – PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES PRODUKSI (SALDO) AKHIR
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan
Tahapan terakhir adalah menghitung HPP dengan menggunakan rumus HPP sebagai berikut:
HPP = HARGA POKOK PRODUKSI + PERSEDIAAN BARANG (SALDO) AWAL – PERSEDIAAN BARANG (SALDO) AKHIR
Contoh cara menghitung HPP pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut:
Sebuah perusahaan manufaktur PT Sukses Berkah memiliki persediaan bahan baku senilai Rp. 250.000.000,-. Barang dalam proses produksi (setengah jadi) senilai Rp. 300.000.000,- dengan barang jadi atau finished goods siap jual senilai Rp. 500.000.000,- di awal tahun 2020.
Pada tahun yang sama, perusahaan melakukan penambahan bahan baku dengan nilai pembelian sebesar Rp. 700.000.000,- ditambah biaya pengiriman Rp. 40.000.000,-.
Selama periode tahun 2020 tercatat biaya tenaga kerja dan maintenance peralatan produksi sebesar Rp. 125.000.000,-.
Diakhir tahun 2020 tercatat sisa bahan baku senilai Rp. 75.000.000,-, sisa barang jadi yang bisa dijual adalah Rp. 250.000.000,- sedangkan sisa persediaan dalam proses senilai Rp. 100.000.000,-.
Dari data tersebut, berapakah harga pokok penjualan PT Sukses Berkah?
Diketahui :
Persediaan Bahan Baku (Saldo) awal = Rp. 250.000.000,-
Persediaan Barang dalam Proses (Saldo) awal = Rp. 300.000.000,-
Persediaan Barang Jadi (Saldo) awal = Rp. 500.000.000,-
Pembelian Bahan (Saldo) awal = Rp. 700.000.000,-
Biaya Pengiriman = Rp. 40.000.0000,-
Biaya Tenaga Kerja dan Maintenance Peralatan = Rp. 125.000.000,-
Persediaan Bahan Baku (Saldo) Akhir = Rp. 75.000.000,-
Persediaan Barang dalam Proses = Rp. 100.000.000,-
Persediaan Barang (Saldo) Akhir = Rp. 250.000.000,-
Penyelesaian :
Mari mulai menghitung harga pokok penjualan (HPP) untuk contoh kasus PT Sukse Berkah ini sesuai dengan urutan tahapan menghitung HPP untuk perusahaan manufaktur.
1. Menghitung Semua Bahan Baku Yang Digunakan
Rumus:
Bahan Baku Yang Digunakan (Terpakai) = Persediaan Bahan Baku (Saldo) awal + Pembelian Bahan Baku – Persediaan Bahan Baku (Saldo) akhir
Maka,
Bahan Baku Yang Digunakan (Terpakai) = Rp. 250.000.000,- + (Rp. 700.000.000,- + Rp. 40.000.0000,-) – Rp. 75.000.000,-
Bahan Baku Yang Digunakan (Terpakai) = Rp. 915.000.000,-
2. Menghitung Total Biaya Produksi
Rumus:
Total Biaya Produksi = Bahan Baku Yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi
Maka,
Total Biaya Produksi = Rp. 915.000.000,- + Rp. 125.000.000,-
Total Biaya Produksi = Rp. 1.040.000.000,-
3. Menghitung Harga Pokok Produksi
Rumus:
Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Persediaan Barang Dalam Proses Produksi (Saldo) Awal – Persediaan Barang Dalam Proses Produksi (Saldo) Akhir
Maka,
Harga Pokok Produksi = Rp. 1.040.000.000,- + Rp. 300.000.000,- – Rp. 100.000.000,-
Harga Poko Produksi = Rp. 1.240.000.000,-
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan
Rumus:
HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang (Saldo) awal – Persediaan barang (Saldo) akhir
Maka,
Harga Pokok Penjualan = Rp. 1.240.000.000,- + Rp. 250.000.000,- – Rp. 250.000.000,-
Harga Pokok Penjualan = Rp. 1.240.000.000,-
Jadi Harga Pokok Penjualan (HPP) PT Sukses berkah adalah sebesar Rp. 1.240.000.000,-
HPP perusahaan manufaktur ini dapat digunakan sebagai bahan penentuan berapa laba yang diinginkan oleh sebuah perusahaan manufaktur.
Dari perhitungan HPP, perusahaan manufaktur dapat menghitung berapa banyak keuntungan yang bisa didapat yang kemudian akan digunakan perusahaan untuk biaya operasional.
Demikian ulasan mengenai pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS), rumus HPP, komponen HPP, cara menghitung HPP dan contoh cara menghitung HPP perusahaan dagang dan manufaktur. Semoga bermanfaat.