KabarUang.com, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa 86 persen perusahaan negara sudah siap menerapkan protokol di era ‘The New Normal’.

Hal ini disampaikan secara langsung dalam video konferensi di Jakarta, pada Selasa (26/05) dimana Menteri BUMN itu mengatakan bahwa dia sudah memetakan bahwa ada 86 persen perusahaan yang siap menerapkan New Normal.
“Kita petakan dari awal, 86 persen BUMN siap, yang tidak siap kita pandeu agar tidak bikin blunder di lapangan,”ungkapnya dilansir antaranew.com.
Dirinya juga mengatakan bahwa menerapkan protokol Covid-19 ini berarti pihaknya mengupayakan keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi.
“Yang namanya protokol Covid-19 harus seimbang, antara keselamatan dan pelan-pelan juga menghidupkan ekonomi,”lanjutnya.
Dia mengatakan bahwa keseiapan BUMN dalam menerapkan protokon keadaan New Normal itu mengatasi pelonggaran pembatan sosial berska besar (PSBB) oleh pemerintah daerah.
“BUMN ada di setiap daerah, kalau tiba-tiba ada kelonggaran PSBB kita tidak bingung, pemerintah daerah unya keputusan masing-masing. Kita tidak mungkin PSBB longgar baru kita siapkan protokolnya,”tambahnya.
Tiga poin penting dalam menerapkan protokol kesehatan di era New Normal
Erick juga mengemukakan bahwa ada tiga poin penting dalam menerapkan protokol kesehatan di era normal yang baru yakni pola kerja yang fleksibel, penerapan kesehatan yang ketat serta akselarasi teknologi.
“Tidak ada yang smepurna, tapi harus dicoba dulu, ihat mana yang sudah bagus dan mana yang harus dicoba lagi,”ungkapnya.
Menteri BUMN itu juga mengatakan bahwa setiap perusahaan memiliki perbedaan dalam menerapkan protokol kesehatan untuk New Normal. Hal ini karena kebijakan kenormalan baru di setiap bisnis tidaklah sama.
Penerapan protokol kenormalan baru di lingkungan BUMN ini diprediksi memakan waktu hingga lima bulan kedepan. Hal ini dikarenakan tidak mudah untuk mengubah kebiasaan.
“Kesadaran adalah kuncinya,”ungkap Erick.
Sebelumnya, Deputi bidang SDM, Teknologi dan Informatika, Kementerian BUMN, Alex Denni mengatakan bahwa salah satu yang menjadi perhatian Kementerian BUMN yakni bagaimana mendorong ekonomi di era kondisi baru ini.
“Kegiatan bisnis akan mencari cara-cara baru dengan produk-prosuk baru, solusi-solusi baru yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk menjalani kehidupan dengan budaya yang baru. Inilah yang disebut kenormalan baru,”jelasnya.
Saat ini, menurutnya, masyarakat di kita tengah berada di pertengahan zona bahaya (awal pandemi) dan kenormalan baru.
“BUMN diharapkan dapat menjadi pengaruh yang signifikan untuk menciptakan skenario kenormalan baru,”tutupnya.