
KabarUang.com, Jakarta – Dunia perbankan atur berbagai strategi agar dapat bertahan ditengah pandemi Covid-19 yang berdampak pada ketidakpastian kondisi ekonomi.
Demikian halnya dengan Bank Mandiri, bank plat merah ini melakukan efisiensi dibeberapa aktifitas operasional untuk menekan cost.
“Kami juga perbankan mesti bertahan, kalau bank tidak bertahan, debitur juga. Kami lakukan penghematan efisiensi untuk menekan biaya tidak perlu,” Ungkap Hery Gunardi, Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero), seperti dikutip di bisnis.com, Selasa (05/05).
Efisiensi yang dilakukan di Bank Mandiri sudah melalui filtering berupa Stress test. Tes ini dilakukan untuk melihat kondisi apakah sangat berat, sedang atau tidak terlalu berat.
Hasil tes ini akan disesuaikan dengan kondisi profit perseroan serta kemungkinan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL).
Beberapa kegiatan perseroan yang tidak dilakukan saat ini seperti perjalanan dinas, biaya lembur dan biaya lain dalihkan untuk menekan biaya yang timbul.
Selain itu biaya promosi juga ditekan untuk memaksimalkan penghematan biaya selama pandemi Covid-19 ini.
“Karena semua nasabah memang fokus bertahan di tengah badai pandemi Covid-19. Tentunya dengan cara kami melakukan penghematan efisiensi dan menjaga operasional perbankan terbatas, kami mampu bertahan,” jelasnya.
Strategi bertahan merupakan opsi yang harus dilakukan oleh industry perbankan saat menghadapi kondisi seperti saat ini.
Hal ini disebabkan oleh permintaan kredit baik itu consumer maupun usaha kecil dan menengah menurun sangat drastis.
Bank Mandiri saat ini juga memaksimalkan layanan digital dan kemampuan e-channel karena saat ini trejadi peningkatan yang cukup tinggi pada transaksi online nasabah.