
KabarUang.com, Jakarta – Walt Disney dikabarkan akan berhenti membayar lebih dari 100.000 karyawannya mulai minggu ini karena masih berjuang dengan virus corona. Sebagaimana diketahui, grup hiburan terbesar di dunia ini mengoperasikan taman hiburan dan hotel di AS, Eropa, dan Asia.
Dilansir dari The Verge di Jakarta, Senin (20/4/2020) Disney telah menghentikan pembayaran untuk hampir setengah dari tenaga kerjanya dengan harapan akan menghemat dana Disney hingga USD 500 juta per bulan, menurut Financial Times.
Dalam tiga bulan terakhir pada tahun 2019, Disney menghasilkan pendapatan operasional sebesar USD 1,4 miliar untuk taman, pengalaman, dan produknya.
Jumlah orang Amerika yang mencari tunjangan pengangguran telah melonjak sejak lockdown secara nasional, bahkan naik di atas enam juta. Para pengunjuk rasa juga telah turun ke jalan di AS, menuntut pembukaan kembali ekonomi.
Meski demikian, kekayaan Disney untuk situs streaming online Disney Plus masih jauh lebih baik, dengan lebih dari 50 juta pelanggan hanya dalam waktu lima bulan sejak diluncurkan.
Bulan lalu Walt Disney mengatakan ketua eksekutifnya Bog Iger akan menyerahkan seluruh gajinya selama pandemi. Sementara kepala eksekutif Bob Chapek akan mengambil potongan gaji 50%.
Untuk diketahui, Bob Iger adalah salah satu eksekutif bayaran tertinggi di sektor hiburan dengan menghasilkan USD 47,5 juta tahun lalu sebagai ketua dan kepala eksekutif.
Ketika taman hiburan dibuka kembali, Iger memperkirakan bahwa pemeriksaan suhu pengunjung dapat menjadi bagian dari rutinitas normal bersama dengan pemeriksaan tas.
Nasib yang sama juga dialami kompetitor Disney World, Universal Orlando and SeaWorld Orlando yang menutup taman-taman hiburan mereka sejak bulan lalu karena virus corona. Seaworld Orlando sudah memberlakukan cuti massal pada 90 persen pegawainya.
Universal Orlando Resort dan Universal Studios Hollywood akan tetap tutup sampai 31 Mei 2020. Mereka yang berstatus pegawai tetap akan mendapat pembayaran 100 persen sampai 19 April 2020 kemarin. Selanjutnya pembayaran dan tugas-tugas pegawai akan dikurangi sampai 80 persen. Untuk karyawan paruh waktu telah dikenakan cuti massal.