KabarUang.com, Jakarta – Pada akhir semester I/2020 gelombang penutupan sepeda dikhawatirkan terjadi akibat utilitas pabrikan mendekati 0 persen.
Asosiasi Industri Persepedaan (AIPI) mengatakan bahwa kapasitas produksi rata-rata pabrikan saat ini merosot sebanyak 40 hingga 70 persen. Bahkan, sudah ada tiga pabrikan yang menghentikan produksi sama sekali di kuartal I/200.

“Sekitar 1.000 tenaga kerja dirumahkan. Pilihan PHK terganung perkembangan ke depan, ada perbaikan pasar atau tidak ? Tapi, PHK sudah menjadi salah satu pilihan yang visibel,”ungkap Ketua AIPI Rudiyono, dilansir bisnis.com.
Rudiyono mengatakan bahwa sebagian pabrikan sudah merencanakan untuk menutup pabrikannya. Dimana itu akan dimulai pada awal kuartal II/2020. Hal ini dikarenakan agar memenuhi beban tenaga kerja.
Dirinya menyebut bahwa industri sepeda saat ini sedang dihadapkan oleh dua tantangan besar. Pertama yakni pasokan bahan baku yang belum normal dari China. Ketua AIPI itu mengatakan bahwa kembali normalnya pasokan bahan baku pun belum tentu membantu banyak proses produksi pabrikan.
Kedua yakni pandemi yang saat ini terjadi membuat masyarakat fokus memenuhi kebutuhan pangan dan alat kesehatan. Dimana ini menjadi tantangan yang cukup sulit karena ini diluar industri.
Pada umumnya permintaan sepeda pada semester I/2020 ini diperkirakakan 1 juta unit. Namun, permintaan semester I/2020 ini ternyata hanya 600.000 unit saja. Dimana anjlok sekitar 40 persen.
“Kurang 40 persen seperti sekarang saja sudah bagus. Artinya, kalau hingga akhir tahun minus 20 persen sudah bagus, berarti sudah ada perbaikan di semesteri II/2020. Tapi, kalau terus seperti ini kan parah, cuma 40-50 persen kegiatan di pabrikan dari kapasitas terpasang,”lanjutnya.
Awal 2020 lalu, Rudiyono sudah meramalkan produksi sepeda sepanjang Januari hingga Juli, dimana akan tumbuh sekita 10 hingga 15 persen secara tahunan. Menurut dia, pertumbuhan ini terjadi akibat pemanfatan pelaku industri sepeda dalam dagang antara China dan Amerika Serikat.
Dari asar domestik sendiri, Rudi mengatakan penerimaan pasar terhadap sepeda lokal masih tinggi. Hal ini karena dirinya menilai bahwa desain pabrikan kita (pabrik dalam negeri) tidak kalah dengan pabrikan sepeda impor.