
KabarUang.com , Jakarta – Kasus dugaan suap antara AirAsia dengan Airbus, cukup menarik perhatian dan menjadi perbincangan warganet dalam media sosialnya. Menyebabkan mundurnya petinggi Air Asia.
CEO AirAsia Group Tony Fernandes dan Chairman & CEO Tune Group Kamarudin Meranun menyatakan mundur sementara dari jabatannya. Keduanya mengundurkan diri seiring dengan pengusutan dugaan suap dari Airbus sebesar US$50 juta soal pemesanan pesawat.
Berdasarkan laman The Straits Times yang dikutip Bisnis.com, Selasa 4 Februari 2020, dua petinggi AirAsia Group tersebut akan mundur minimal selama dua bulan ke depan. AirAsia sebelumnya diduga menerima uang suap untuk memenangkan penawaran pemesanan pesawat dari Airbus.
Maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) ini telah membentuk komite khusus yang terdiri dari anggota non-eksekutif dewan AirAsia, untuk meninjau dugaan dan mengambil tindakan yang diperlukan. “Fernandes, salah satu eksekutif industri penerbangan paling terkenal, dan Kamarudin akan tetap menjadi penasihat, bagaimanapun mengingat keadaan ekonomi sulit saat ini yang dihadapi industri penerbangan,” tulis perusahaan.
Bahkan, hastag #AirAsia menjadi trending topic di Twitter, karena mencapai 17,7 ribu tweet hingga saat ini.
Banyak akun Twitter yang mengunggah berita-berita dugaan skandal suap dan mundurnya Tony Fernandes dan Kamarudin Meranun dari maskapai tersebut.
Seperti diketahui, CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes dan Chairman AirAsia, Kamarudin Meranun akan mundur sementara dari jabatannya, setidaknya selama dua bulan. Hal ini, menyusul pihak otoritas setempat menyelidiki tuduhan suap antara AirAsia dengan Airbus.
Melansir The Straits Times, Selasa 4 Februari 2020, pihak otoritas sedang menyelidiki tuduhan Airbus membayar suap sebesar US$50 juta untuk memenangkan pesanan pesawat.
Maskapai AirAsia menyatakan bahwa komite yang terdiri dari anggota non-eksekutif dewan AirAsia akan meninjau dugaan tersebut dan mengambil tindakan yang diperlukan.
“Mr Fernandes, salah satu eksekutif industri penerbangan paling terkenal, dan Mr Kamarudin akan tetap menjadi penasihat. Bagaimana pun, ‘mengingat keadaan ekonomi sulit saat ini yang dihadapi industri penerbangan’,” begitu pernyataan AirAsia.
Sementara itu, dalam pernyataan bersamanya, Tony Fernandes dan Kamarudin membantah tuduhan tersebut.
“Kami tidak akan merugikan perusahaan yang kami habiskan sepanjang hidup kami untuk membangun status global saat ini,” kata mereka.
Imbas informasi ini, Saham AirAsia pun jatuh di bursa saham Malaysia. Sementara itu, Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) juga sedang menyelidiki tuduhan itu.
AirAsia juga menyatakan, tidak pernah membuat keputusan pembelian yang didasarkan pada sponsor Airbus, dan akan sepenuhnya bekerja sama dengan Komisi Anti Korupsi Malaysia.