KabarUang.com, Jakarta – Penyebaran virus corona yang sangat cepat membuat perusahaan Apple di China tutup. Kabarnya Apple Inc. akan menutup kantor, toko, serta pusat kontak di China hingga 9 Februari mendatang.
Dilansir dari Bloomberg, pada Sabtu (1/2) perusahaan Apple akan menutup sejumlah bisnisnya sebagai bentuk kehati-hatian. Hal ini berdasarkan saran dan masukan dari para pakar kesehatan.

Selain itu juga, Apple membatasi perjalanan karyawannya ke China dalam situasi yang kritis ini. Bahkan Apple mengeluarkan perkiraan pendapatan yang lebih luas dari biasanya akibat ketidakpastian tentang virus corona ini.
Apple menyatakan akan meningkatkan pembersihan seluruh tokonya. Selain itu juga, perseroan akan mengukur suhu pekerja ritel. Adapun, toko dalam jaringan (daring) atau online milik Apple di China ini akan tetap buka, meskipun kehadirannya ditutup.
Perusahaan-perusahaan global yang beroperasi di China mengambil langkah ini karena tengah memperhitungkan cara terbaik untuk menyikapi ancaman penyebaran corona. Dimana virus ini telah mimicu kekhawatiran seluruh dunia, terlebih China yang diduga sebagai negara dimana corona ditemukan.
Virus Corona ini juga membahayakan pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 0,5 persen. Hal ini dikatakan oleh Ekonom sekaligus Komisaris Independen BCA, Raden Pardede.
“Virus Corona sudah mulai dihitung, sekarang sudah dianggap oleh WHO bahwa ini bisa merabak ke seluruh dunia. Ekonom World Bank dan IMF juga katakan bisa gerus ekonomi dunia 0,5 persen,”ungkapnya di Wisma antara, Jakarta.
Saat ini, turis asal China akan berhenti 250 juta orang ke seluruh dunia. Bahkan di dalam China pun tidak ada mobilitas, terlebih perjalanan ke luar negeri. Penerbangan dari China juga sementara diberhentikan sehingga virus ini menjadi musuh dunia, bukan hanya China.
Bursa Asia pun dikatakan anjlok. Penutupan perdagangan saham di pekan terakhir Januari 2020 ini sudah berada dalam zona merah. Bahkan beberapa indeks saham pun jatuh berguguran.
Perusahaan-perusahaan lain yang tutup akibat corona diantaranya yakni perusahaan raksasa Swedia, IKEA. Perusahaan itu menyatakan tutup sekitar separuh dari tokonya yang berada di China.
Selain itu, perusahaan Google menutup seluruh tokonya di China pada (30/1). Satu lagi perusahaan yang tutup akibat corona yakni perusahaan minuman kopi asal Amerika yang juga menutup setengah gerainya di China.