
KabarUang.com, Jakarta – Bisnis penyewaan Gedung perkantoran di Jakarta saat ini mengalami kondisi penurunan dan tekanan.
Beberapa area Central Business District (CBD) di Jakarta, Gedung perkantoran harus mencari strategi bukan hanya untuk mencari tenant baru melainkan untuk mempertahankan tenant yang sudah ada.
Tercatat dari Lembaga konsultan property Savills Indonesia, tahun 2019 tingkat kekosongan mencapai 24,4 persen. Angka ini mengalami kenaikan 0,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tingginya tingkat kekosongan ini salah satunya disebabkan oleh supply ruang perkantoran di Jakarta yang terus meningkat pesat dan tidak seimbang dengan demand untuk tenant baru.
Tren ini akan terus berlanjut di tahun 2020, bahkan diperkirakan tingkat
kekosongan ruang kantor akan meningkat dia tahun ini.
“Jadi banyak tenant-tenant itu lebih memilih pindah ke gedung baru, dan meninggalkan gedung lama, sedangkan permintaan dari tenant baru tak banyak yang muncul,” ungkap Anton Sitorus, Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia seperti dikutip dari detikcom (22/01/20).
Peningkatan jumlah ruang perkantoran hingga 2023 akan terus bertambah hingga 1,2 juta m2.