KabarUang.com, Jakarta – Pidato Presiden Jokowi di Gedung DPR/MPR banyak menyinggung masalah perekonomian, khususnya masalah Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini ditanggapi secara serius oleh Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Samuel.

David mengatakan bahwa Jokowi masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) dalam bidang ekonomi meskipun secara stabilitasnya sudah makro.
“Infrastruktur dan pengembangan jadi target Pak Jokowi 5 tahun, stabilitas pokok kita makin dewasa dengan 4 kali pemilu langsung dan berjalan sukses. Stabilitas makro makin bagus,”ungkap David kepada IDTimes, pada Selasa (22/10).
David mengatakan, setidaknya ada 5 faktor penting yang perlu menjadi perhatian Pak Jokowi untuk mengatasi masalah perekonomian, terkhusus bidang SDM :
1. Masalah ketenagakerjaan
David mengatakan bahwa PR pertama Jokowi adalah perihal ketenagakerjaan yang perlu digenjot. Pada pidato Jokowi sendiri, beliau menekankan masalah ini.
“Kita sedang berada di puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif kita jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif. Ini adalah tantangan besar dan sekaligus juga sebuah kesempatan besar. Ini menjadi masalah besar jika kita tidak mampu menyediakan kesempatan kerja. Tapi akan menjadi kesempatan besar jika kita mampu membangun SDM yang unggul,”ungkap Jokowi pada pidatonya.
David menyarankan agar pemerintah cepat mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Terlebih, saat ini pekerja di Indonesia hanya lulusan Sekolah Dasar (SD). “Jadi transisi harus cepat,”ungkapnya.
2. Mengambangkan sektor jasa
Selanjutnya, David menilai bahwa sektor manufaktur sudah tidak lagi bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak. Beliau menyarankan agar pemerintah menyiapkan sektor jasa.
“Dari sektor manufaktur masih rendah. Tapi sektor jasa bisa dikejar karena butuh tenaga kerja yang skillfull. Kita ini lebih banyak konsumtif daripada produktif,”ungkapnya.
3. Butuh impor tenaga pengajar
Pada pidatonya pula, Jokowi mengatakan bahwa akan mengundnag talenta global untuk bekerjasama dengan Indonesia. Hal ini sejalan dengan butuhna tenaga ahli alih-alih mengirimkan orang untuk belajar di luar negeri.
“Jadi lebih baik undang dari yang luar negeri ke dalam untuk berikan ilmu di dalam negeri. Bisa kerja sama misalnya. Karena investasi yang masuk harus diiringipersyarat ahli teknologi. Kalau belajar di luar negeri kan hanya mengurangi devisa,”ungkapnya.
4. Pemerintah perlu investasi untuk manusia
David mengatakan bahwa selama ini pengelolaan endowment fund saat ini lebih banyak dialokasikan untuk sektor properti. Padahal, seharusnya endownment itu digunakan untuk sektor rill.
“Sebenarnya bisa didapat kalau lagi booming, dana banyak dan bisa kita simpan untuk investasi sektor rill dan kedua untuk sektor manusia,”jelasnya.
5. Perlunya menerbitkan undang-undang cipta tenaga kerja
Ketika Jokowi mengatakan perlunya undang-undang cipta tenaga kerja, David mengatakan bahwa ada beberapa yang perlu diatur. Hal ini seperti jam kerja yang lebih fleksibel dan masalah perekrutan karyawan.
“Aturan kemudahan meng-hire orang dan mengurangi karyawan saat performa menurun belum di bahas. Karena memang skill-nya masih kurang dan butuh keahlian dari luar,”ungkapnya.