KabarUang.com, Jakarta – PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo sedang melelang sebanyak 3.100 unit menaranya. Saat ini lima perusahaan dikabarkan sudah berminat dalam mengikuti tender.

Diantaranya yakni PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak perusahaan Protelindo. Selanjutnya yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Centrama Telekomunikasi (CENT). Terakhir yaitu PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).
Direktur Indonesia ICT Institur Heru Sutadi pada kajiannya di Jakarta mengatakan bahwa prediksinya soal harga lelang tersbeut dimulai dari 140 ribu dolar AS. “Angka ini berkaca pada transaksi Indosat-TBIG pada 2013 serta transaksi yang dilakukan XL Axiata dengan Solusi Tunas Pratama pada 2014 dan XL-Protelindo pada 2016,”ungkapnya.
Menurut dia, jika dilihat dari transaksi yang dihasilkan serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, taksirannya yakni satu menara Indosat itu sekitar 140 ribu dolar AS. Selain itu, faktor lain yang mendukung valuasi menara ialah “tenancy ratio”, usia menara, harga sewa kembali serta lokasinya.
Namun, dia meyakini bahwa lelang yang diadakan oleh Indosat ini akan ketat karena bisnis infrastruktur telekomunikasi itu margin yang menjanjikan. “Ini (menara) merupakan bisnis yang pasti, karena penyewanya sudah ada. Soal pendanaan sepertinya tidak lagi menjadi isu bagi calon pembeli, karena bank asing akan banyak yang mendukung,”tambahnya.
Sementara itu, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada, di Jakarta mengatakan bahwa wajar jika harganya sama seperti di pasar dan pasti industri bisa menerimanya. “Kalau pasar menyerap, itu artinya harganya wajar segitu. Harga wajar kan dilihat nanti besarannya pada pemanfaatannya,”ungkap Reza.
Berdasarkan catatan pada 2013, Indosat sudah melepas sebanyak 2.500 menaranya ke Tower Bersama senilai 406 juta dolar AS (sebelum dikenakan biaya penyesuaian harga). Total akuisisi tersebut sebesar 17,98 persen atau setara 73 juta dolar AS dibayar dalam bentuk saham dari perusahaan itu.