KabarUang.com, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengaku senang dengan perkembangan pisang di kawasan Pontianak, Kalimantan Barat. Hal ini karena pemerintah sudah bisa ekspor pisang asal Kalimantan ke Malaysia.

Akhirnya upaya pemerintah daerah bersama direktorat tenik di Kementrian Pertanian dalam pengembangan dan penataan sentra pisang berhasil. Hal ini seperti dikatakan oleh Kepala Berantan, Ali Jamil saat melepas ekspor perdananya. Ekspor pisang ini dikirim sebanyak 10 ton dengan nilai ekonominya mencapai Rp 85 juta.
“Alhamdulillah, hari ini bersama-sama kita menjadi saksi untuk ekspor perdana buah pisang Pontianak. Kedepan, perlu terus djaga masa tanam dan panennya agar tetap terjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya. Ini kunci masuki pasar ekspor,”ungkap Jamil, dilansir tribunnews.com.
Jamil mengatakan bahwa produksi buah pisang di Kalimantan Barat itu cukup tinggi. Tahun lalu Kalbar sudah berkontribusi memproduksi pisang sebanyak 44.462 ton. Jika di presentasekan sekitar 0.64 persen dari produksi nasional.
Didukung oleh instruksi Menteri Pertanian untuk meningkatkan ekspor petanian, pihaknya sudah menggagas 5 terobosan kebijakan strategis. “Mendorong peningkatan volume, frekwensi, tumbuhnya produk pertanian dan negara ekspor baru dan juga pelaku usaha terlebih dari generasi baru,”ungkapnya.
Selain ekspor perdana buah pisang, pada kesempatan yang sama, komoditas Palm Fatty Acid Oil juga dilepas perdana. Ini merupakan produk samping atau by product dari kelapa sawit. “Pal Fatty Acid Oil ini sebenarnya bukan merupakan media pembawa, namun negara tujuan Cina mempersyaratkan komoditas dilengkapi dengan PC, agar komoditas dapat diterima disana,”paparnya.
Produk yang dikirin itu sebanyak 301 ton dan nilainya setara dengan Rp 1,3 miliar yang akan digunakan sebagai bahan bakar bio diesel di negara tujuan. “Ini juga langkah maju yang kita harus apresiasi. Tidak lagi dalam kondisi segar, tapi sudah olahan akhir. Pasti akan berdampak pada nilai tambah yang didapat oleh masyarakat,”paparnya.
Selain dua komoditas yang dilepas perdana, komoditas pertanian asal Kalbar juga mengekspor komoditas lain. Seperti lada, palm kernel expeller, santan kelapa dan coco peat fiber. Seluruh komoditas yang di ekspor itu menghasilkan sebanyak Rp 11 miliar.