KabarUang.com, Jakarta – Direktur Re-Industrialisasi IA ITB Achmad Rizal mengatakan dalam acara Indonesianisme Summit 2019 bahwa energi adalah hal yang penting.
Dia mengatakan bahwa ketahanan energi Indonesia merupakan isu yang sangat strategis. Dimatanya, Indonesia harus segera mungkin melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan serta memanfaatkan energi baru terbarukan.

“Indonesia ternyata tak hanya kaya dengan sumber energi fosil, tetapi juga kaya dengan sumber energi yang sering disebut sebagai komplementer atau pelengkap dari energi fosil tersebut,”ungkapnya saat Indonesiasme Summit 2019, Jakarta Convention Center, Selasa (13/8).
Rizal mengatakan bahwa Indonesia ini memiliki potensi dan kandungan energi terbarukan yang sangat besar. Diantaranya yakni energi biofuel, sumber energi panas bumi, sumber energi air, sumber energi matahari, sumber energi gelombang laut dan sumber energi biomassa.
Secepatnya Indonesia harus mengubah paradigma terhadap energi baru terbarukan (EBT). Jangan lagi memandang bahwa energi baru dan terbarukan ini sebagai energi alternatif, melainkan sebagai energi utama.
“Nah investasi yang berkaitan dengan pemanfaatan energi terbarukan, cenderung meningkat. Ini menjadi pertanda yang sangat jelas bahwa pemanfaatan energi terbarukan akan menjadi salah satu faktor yang akan memengaruhi tatanan ekonomi masa depan,”jelas Rizal.
Pihak Kementrian ESDM mencatat bahwa peningkatan investasi yang berkaitan dengan energi terbarukan ini meningkat. Mulai dari 1,34 miliar dolar AS tahun 2017 menjadi 1,6 miliar dolar AS di tahun 2018.
“Hadirnya keadaan listrik dalam beberapa tahun belakangan, menjadi pertanda jelas bahwa telah terjadi perubahan dalam tatanan energi dunia,”ungkapnya.
Dia mengungkapkan bahwa kendaraan memiliki kebutuhan energi yang sangat besar. Ironisnya, kebanyakan pembangkit listrik justru masih menggunakan batubara yang justru menyumbang kenaikan emisi karbon.
“Optimalisasi energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik sektor transportasi di masa mendatang sudah sangat mendesar,”lanjutnya.
Indonesia adalah pasar incaran produsen mobil di dunia, khususnya kendaraan listrik berjenis full batery electric vechile (BEV). Saat industri masih bergerak ke arah penguasaan teknologi serta industri kendaraan BEV ini, harusnya Indonesia juga bergerak kearah yang sama agar tidak ketinggalan.
“Kita harus bersama-sama menumbuhkan ekosistem teknologi dan bisnis untuk kendaraan listrik BEV agar kita tidak menjadi penonton kembali,”jelasnya.