KabarUang.com, Jakarta – Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia mengungkapkan keraguan soal PLN yang siapkan dana kompensasi. Pasca padam listrik panjang, PLN mengatakan akan berikan kompensasi, namun UMKM menanggapi bahwa PLN tidak akan berikan kompensasi.

Ketua Umum Akumindo, Ikhsan Ingratubun mengatakan asosiasinya tidak akan melakukan prosedur gugatan atau clash action terhadap PLN. Meskipun dia mengaku kehilangan 75 persen omzetnya saat listrik padam. Bukan hanya UKM ini saja yang merugi, tapi banyak pihak yang merugi akibat padam listrik.
“Itu kan omong kosonglah, tidak pernah yang namanya rakyat itu bisa melakukan clash action terhadap PLN mislanya. Siapapun yang pernah mencoba pasti kalah,”ungkapnya dilansir viva.com.
Pihaknya menjelaskan berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalisrikan, PLN memiliki kewajiban menganti rugi apalabila terjadi pemadaman akibat kelalaian pengoperasian pemegang izin usaha. Berdasarkan hal ini asosiasi tidak perlu melakukan clash action.
“Bahasa saya, PLN tahu diri lah. Tidak perlu menggugat, tidak perlu mengapa-ngapa, tidak perlu menyalahkan, yang pastikan ada kesalahan dari sisi pengorganisasian terutama di bidang operasi,”ungkapnya.
Ikhsan berharap bila ganti rugi itu tidak bisa dilakukan PLN secara tunai, PLN bisa memberikan diskon untuk tagihan masyarakat. Terkhusus, untuk pengusaha UMKM pada bulan terjadinya pemadaman listrik massal itu.
“Diskon terhadap billing tagihan yang dibayarkan di Septeber, untuk periode Agustus. Kedua, PLN harus, karena dia sebagai monopoli ketersediaan listrik Indonesia. Harus memberitahukan kepada masyarakat, kepada publik untuk pemadaman karena ada gangguan,”tambahnya.
Selain itu, dia juga berharap kejadian ini tidak akan terulang lagi kedepannya. Pemerintah juga tidak hanya mendorong PLN untuk melakukan pengadaan pembangkit listrik secara besar-besaran saja. Perawatan infrastruktur juga harus dirawat.
“Kalau dia bilang enggak mampu, kan kalian pintar-pintar, investasinya besar sekali. Jadi, investasi yang mendatang kan duitnya besar, ekspansi besar, membangun pembagkit-pembangkit. Tetapi dari sisi perawatan di tinggalkan, pengoperasian perawatan ditinggalkan,”tutupnya.