![]() |
Ilustrasi Ekonomi via milligazete com tr |
”Prospek 2019 ditandai dalam asumsi APBN 5,3%. Apakah itu mampu dicapai? Saya jawab mampu. Faktornya, konsumsi, investasi meningkat, kenaikan suku bunga dengan kondisi yang lebih calm,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, kemarin seperti dikutip dari okezone com
Sri Mulyani juga menuturkan bahwa optimisme tersebut juga terlihat dari penerimaan perpajakan yang tumbuh double digit dalam dua tahun terakhir ini.
Sektor perdagangan juga melonjak tinggi. Pada tahun 2017, pertumbuhan penerimaan pajak dari sektor perdagangan sekitar 15%, sedangkan pada tahun 2018 tumbuh sebesar 23%. Pertumbuhan pajak dari industri jasa keuangan mendekati 12%, sektor pertambangan recover tumbuh sekitar 51%, dan pertanian tumbuh 21%.
Menurut Menkeu, pertumbuhan pendapatan pajak dari berbagai sektor ekonomi tersebut menggambarkan kegiatan ekonomi di sektor-sektor itu sangatlah kuat. Yang artinya, kalau sektor-sektor tersebut melakukan produksi terus, maka pada saat yang sama sektor itu membutuhkan investasi baru, tambah kapasitas, ataupun investasi di tempat yang baru.
Sri Mulyani juga menjelaskan, dari sisi penerimaan pajak klasifikasi pajak pertambahan nilai atau PPN dan pajak penghasilan atau PPh korporasi juga tumbuh tinggi. Hal ini juga menggambarkan penerimaan pajak merupakan cerminan dari kegiatan ekonomi yang sudah ada.
”Pajak dan perpajakan termasuk bea dan cukai bukan hanya sebagai instrumen negara. Kami menggunakan instrumen ini untuk menciptakan iklim investasi yang baik. Makanya, kami juga melakukan pelayanan dan memberikan fasilitas,” ujarnya seperti dikutip dari okezone com
Pertumbuhan ekonomi dari faktor domestik, Sri Mulyani juga mengaku sangat optimistis masih kuat. Di sisi lain juga pemerintah terus akan memantau dari sisi sektor keuangan agar siap menunjang perekonomian.