![]() |
Ilustrasi via Twitter com |
KabarUang.com, Jakarta – Seringkali para pekerja membutuhkan penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya. Untuk itu, selain bekerja, berbisnis bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk mendapat uang tambahan selain gaji pokok yang diterima dari kantor.
Meski begitu, dalam membangun bisnis para pekerja tidak boleh asal-asalan. Menurut OneShildt Budi Raharjo selaku perencana keuangan, setiap bisnis yang dijalani perlu perhatian khusus agar bisnis tersebut bisa membuahkan hasil. Karena ketika menjadi karyawan, seseorang harus membagi waktunya untuk menjalankan bisnis.
“Sebelum mendirikan bisnis sampingan, pekerja harus memikirkan bagaimana cara usaha sampingannya tersebut tidak mempengaruhi pekerjaan utamanya yang sudah memberikan kepastian penghasilan utuh,”ujar Budi yang dilansir dari bisnis.com pada Sabtu (19/1/2019).
Meskipun begitu, beliau melanjutkan penjelasannya bahwa jangan sampai penghasilan utamanya menyebabkan produktivitasnya menurun atau malah mengganggu pekerjaan utama. Maka, yang harus dilakukan ialah, pilihlah bisnis yang bisa dilakukan di luar jam kerja. Hal ini dimaksudkan agar para pekerja bisa menjalankan bisnis di akhir pekan ketika sedang libur kantor.
Selain itu, bisnis yang dijalani haruslah bisnis yang memiliki fleksibilitas waktu, mudah, dan sederhana untuk dilakukan. Maksudnya agar tidak terlalu membutuhkan konsentraasi pikiran dan menghabiskan tenaga.
Yang tak kalah penting untuk diperhatikan ialah soal pengelolaan keuangan. Ketika bisnis yang dijalani sudah membuahkan hasil yang baik, hal yang harus dilakukan adalah tidak cepat puas dan cepat menikmati hasil yang sudah didapat. Hal ini dikemukakan langsung oleh Budi.
“Gaya hidup yang lebih tinggi bisa menggerus keuntungan usaha dan bahkan bisa jadi modal usaha,”ujarnya dilansir dari bisnis.com.
Bagi pekerja yang baru saja membangun bisnis, langkah yang tepat kektika mendapat keuntungan yang cukup besar ialah gunakan keuntungan itu sebagai modal untuk bisa mengembangkan bisnis. Selanjutnya me-manage keuangan bukan hanya memanfaatkan keuntungan tetapi juga penting untuk dilakukan yaitu memisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi.
Dalam menjalankan bisnis, resiko yang bisa saja akan dihadapi yaitu resiko keuangan. Dimana modal yang didapat dari hasil tabungan atau pinjaman ternyata habis karena bisnis sedang dijalani dalam keadaan merugi. Hal ini perlu menjadi perhatian penting bagi pebisnis karena pinjaman harus tetap dibayarkan meski bisnis terhenti.
Selain itu beliau menambahkan, bahwa faktor lain gagalnya bisnis karena bisnis tersebut tidak diminati konsumen, usaha yang terlalu sulit dijalankan, dan salah memilih jenis usaha.
“Sehingga, ketika bisnis tidak berjalan sesuai dengan harapan maka dianggapnya bisnis itu tidak cocok dan akhirnya menyerah,”tuturnya dilansir dari bisnis.com.
Jadi, hal yang dibutuhkan ketika berbisnis ialah membekali diri dengan keahlian-keahlian yang bisa menunjang bisnis itu sendiri. Misalnya saja seperti kemampuan berkomunikasi, negosiasi, me-manage keuangan hingga pajak adalah hal yang harus dikuasai sebelum menjalankan bisnis.