![]() |
ilustrasi via monitor.co.id |
KabarUang.com, Jakarta – Mulai pukul 11:00 WIB pada hari ini sejumlah produk BBM (Bahan Bakar Minyak) mengalami kenaikan harga. BBM yang mengalami kenaikan harga antara lain Pertamax Series harga antara lain Pertamax Series dan Dex Series, serta Biosolar Non PSO (public service obligation/kewajiban pelayanan publik) belum maksimal. Sedangkan harga BBM Premium Biosolar PSO dan Pertalite tidak naik.
Khusus untuk daerah yang terkena bencana alam di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah sementara ini harga tidak naik.
Pengamat Energi dari Energi Watch Indonesia Mamit Setiawan menilai kenaikan harga BBM jenis Pertamax dan Dex series, serta Biosolar non-PSO belum maksimal. Padahal, PT Pertamina (Persero) selaku perusahaan minyak negara disebut-sebut asih memiliki ruang untuk mengerek harga lebih tinggi.
Menurut dia, idealnya, kenaikan harga BBM non-subsidi tersebut Rp.1.200 per liter. Bukan Rp.900 per liter seperti keputusan pertamina. Harga itu telah memperhitungkan selisih harga Indonesia Crude Price (ICP) dalam APBN 2018.
Mamit menduga alasan Pertamina menahan kenaikan harga tidak sampai level maksimal karena strategi bisnis. Dengan demikian, harga BBM non-subsidi milik Pertamina dapat konpetitif dengan perusahaan minyak swasta, seperti Shell dan Total, yang terlebih dulu menaikan harga.
Ia pula menuturkan kebijakan Pertamina menaikan harga akan mengurangi potensi rugi dari melonjaknya harga minyak mentah dunia.
“Kalau naiknya terlalu tinggi, justru Pertamina akan kehilangan konsumen karena akan banyak yang ke SPBU Swasta.” terang dia.
Rentang kenaikan harga BBM non-subsidi saat ini asih di bawah harga keekonomian. Pertamina masih memiliki ruang kenaikan harga sekitar Rp.300 – Rp.500 per liter pada tiap jenis BBM nya.Di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, harga Pertamax dipatok Rp.10.400 per liter atau naik dri harga sebelumnya Rp.9.500 per liter. Sementara itu, harga Pertamax Turbo naik dari Rp.10.700 per liter menjadi Rp.12.250 per liter.
Untuk Pertamina Dex harganya naik dari Rp.10.500 per liter menjadi Rp.11.850 per liter. Dexlite naik dari Rp.9000 per liter menjadi Rp.10.500 per liter dan Biosolar Non-PSO sebesar Rp.9800 per liter.
Penetapan harga ini mengacu pada Permen ESDM No.34 tahun 2018 Perubahan Kelima atas peraturan menteri energi dan sumber daya mineral Nomor 39 tahun 2014, tentang perhitungan harga jual eceran BBM. Atas ketentuan tersebut maka dari itu pertamina menetapkan penyesuaian harga.
Penyesuaian harga BBM ini merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik. Saat ini minyak dunia rata-rata menembus 80 dolar per barel.